-
29 Sep 2023
SRC UNTUK INDONESIA: UMKM Berkelanjutan untuk Indonesia #JadiLebihBaik

Jakarta, 27 September 2023 - PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS) terus membuktikan perannya dalam pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, khususnya pelaku usaha toko kelontong yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC). Melalui perjalanan dan transformasi panjang selama lebih dari 15 tahun, SRC terus bertumbuh dan berkontribusi dalam perekonomian lokal dan nasional. Omzet Toko SRC secara keseluruhan pada tahun lalu diperkirakan mencapai Rp236 triliun, atau setara dengan 11,36% dari total PDB Retail Nasional tahun 2022 sebesar Rp2.077,43 triliun.



Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang memberikan keynote speech dalam Talkshow “SRC untuk Indonesia: UMKM Berkelanjutan untuk Indonesia #JadiLebihBaik” pada Rabu (27/9) memberikan apresiasi kepada SRCIS atas komitmen dan peran aktifnya dalam membina dan mengembangkan UMKM di Indonesia, khususnya Toko SRC. Lebih lanjut, Menko Perekonomian menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mengembangkan UMKM.

 

“UMKM merupakan pilar penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan sektor swasta adalah kunci untuk optimalisasi. Pemerintah mengapresiasi langkah SRC yang sejalan dengan upaya pemerintah untuk pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat,” kata Airlangga.


Airlangga juga mengapresiasi kontribusi SRC terhadap digitalisasi UMKM, sistem keuangan yang inklusif, serta mendorong penggunaan pembayaran non tunai di toko kelontong binaan SRC. Dia berharap kontribusi SRC bagi perekonomian nasional menjadi dorongan kuat bagi dunia usaha untuk membantu kerjasama dengan UMKM.


Dalam penjelasannya Airlangga mengatakan bahwa berdasarkan data Kementerian Koperasi sebanyak 65,5 juta UMKM berkontribusi terhadap 99% unit usaha di Indonesia. Selain itu, UMKM memberikan kontribusi PDB sebesar 61% atau Rp 9.580 triliun serta menciptakan lapangan kerja bagi 97% dari total tenaga kerja nasional.


“Toko kelontong tradisional adalah bisnis UMKM yang menjanjikan dan terus dapat dikembangkan menjadi toko yang lebih modern, terdigitalisasi, dan berdampak luas. Pemerintah akan memberikan dukungan untuk membantu UMKM dan mendorong berbagai program UMKM seperti pembiayaan, digitalisasi UMKM, dan kemitraan UMKM dengan usaha besar, serta memperluas akses pasar,” ujarnya.


Direktur PT HM Sampoerna Tbk. Ivan Cahyadi mengatakan Sampoerna memegang teguh “Filosofi Tiga Tangan” yang bertujuan untuk menciptakan nilai dan dampak positif berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan, termasuk masyarakat luas dan UMKM di Indonesia. Hal ini diwujudkan salah satunya melalui SRC yang telah dimulai sejak tahun 2008. SRC merupakan bagian dari program Sampoerna untuk memberdayakan UMKM Indonesia khususnya toko kelontong, dengan tujuan meningkatkan daya saing dan bersama-sama #JadiLebihBaik agar UMKM semakin naik kelas. Hingga Kuartal III 2023, jumlah toko SRC di seluruh Indonesia telah mencapai lebih dari 243.000 toko yang tergabung dalam 8.200 paguyuban, serta aktif berkolaborasi dengan 6.300 Mitra SRC yang merupakan toko grosir.


Ivan menyampaikan, SRC terus melakukan berbagai inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi dalam rangka meningkatkan daya saing sehingga UMKM di Indonesia bisa naik kelas dan menciptakan dampak positif bagi perekonomian nasional dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.


"Inovasi dan kolaborasi serta kerja sama strategis menjadi hal penting untuk memajukan ekonomi kerakyatan. Untuk itu, SRC terus mendorong transformasi dan digitalisasi UMKM secara berkelanjutan," ujar Ivan. Lebih lanjut, SRCIS sebagai anak perusahaan Sampoerna turut memegang komitmen yang sama.


UMKM Berkelanjutan untuk Indonesia Jadi Lebih Baik





Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Rudy Salahuddin mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing UMKM melalui berbagai inisiatif dan kebijakan. Namun, pemerintah juga membutuhkan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk membina UMKM Indonesia sebagai tulang punggung ekonomi nasional, terutama melalui inovasi dan digitalisasi, agar terwujud UMKM yang berkelanjutan.


“Pemerintah mendukung penuh pengembangan Toko SRC sebagai salah satu contoh program pemberdayaan UMKM yang memiliki potensi dan kontribusi besar terhadap perekonomian dan masyarakat. SRCIS diharapkan terus menjalankan komitmennya dalam mengembangkan Toko SRC melalui berbagai inovasi dan kolaborasi,” kata Rudy.


Direktur PT SRC Indonesia Sembilan Rima Tanago mengatakan, SRCIS telah menggelar berbagai program untuk membina UMKM, mulai dari inovasi, digitalisasi, dan kolaborasi. Berbagai program yang SRCIS lakukan dalam membina UMKM selama ini mampu menciptakan dampak positif.


Hal ini terbukti melalui riset yang dilakukan Tim Riset Kompas Gramedia Media yang menunjukkan para pemilik Toko SRC merasakan manfaat setelah bergabung dengan SRC, khususnya dalam peningkatan daya saing. Para pemilik Toko SRC tersebut menyebut rata-rata omzet mereka setelah bergabung menjadi Toko SRC adalah Rp85.000.000/bulan atau mengalami kenaikan rata-rata hingga 42%. Di samping itu, 77% toko kelontong anggota SRC memiliki usaha tambahan sejak bergabung dengan SRC.    

 

Dalam aspek digitalisasi, sebanyak 90% Toko SRC kini telah mengadopsi digitalisasi melalui ekosistem digital AYO by SRC dengan berbagai fitur yang terus dikembangkan. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 10% toko kelontong non-SRC yang telah terekspos digitalisasi.

 

Tidak hanya bagi para pemilik toko, keberadaan SRC juga memberikan manfaat bagi lingkungan sekitar. Seperti bagi UMKM di sekitar Toko SRC yang memperoleh manfaat dari Pojok Lokal, sebuah rak khusus yang didedikasikan bagi produk UMKM di sekitar Toko SRC. Tercatat, omzet produk UMKM yang dipasarkan melalui Pojok Lokal di Toko SRC 40% lebih tinggi dibandingkan dengan omzet produk UMKM yang tersedia di toko kelontong non-SRC. Bahkan, secara nasional total transaksi di Pojok Lokal mencapai Rp5,65 triliun. Selain itu, SRC berperan dalam membentuk lapangan kerja di mana 51% Toko SRC berhasil membuka lapangan pekerjaan baru melalui penambahan karyawan.

 

"Kami sangat bersyukur karena SRC senantiasa bisa memberikan kontribusi nyata terhadap perekonomian nasional, terutama dalam mendukung UMKM, khususnya toko kelontong, agar terus berkelanjutan dan menjadi lebih baik," kata Rima.


Rima menambahkan, selama perjalanan lebih dari 15 tahun, SRC terus bertransformasi untuk menjadi lebih baik. Ini tentu tidak lepas dari berbagai upaya kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, partner strategis, masyarakat, serta pemilik toko SRC.


"SRC berfokus dalam transformasi toko kelontong menjadi adaptif dan inovatif terhadap kebutuhan masyarakat masa kini. Sinergi baik antara ekosistem SRC dan pemangku kepentingan, maupun kolaborasi dengan mitra strategis juga terus kami optimalkan agar dampak dan kontribusi UMKM terus berkelanjutan untuk Indonesia jadi lebih baik," ujar Rima.


SRC selama ini telah menjalin kolaborasi dengan mitra strategis dari berbagai sektor yang memiliki visi dan misi yang sama untuk mendukung pertumbugan UMKM Indonesia yang berkelanjutan, terutama bagi Toko SRC. Pada sesi sharing session, Rabu (27/9), beberapa mitra strategis SRC antara lain Bank BRI, Grovo, Volta, dan BPJS Ketenagakerjaan, turut hadir membagikan komitmen dan pengalamannya dalam mendampingi serta membina UMKM Toko Kelontong bersama SRC.

Artikel Terkait
chat with us icon
Talk to Us