Usaha toko kelontong bukanlah hal baru dalam hidup Bapak Suwardi atau akrab dipanggil Kang Badi. Awalnya beliau sempat membuka usaha toko kelontong juga di daerah Majalengka, Jawa Barat. Namun, usaha toko kelontongnya jatuh bangkrut akibat hutang Bank yang Kang Badi pinjam untuk modal usaha toko kelontong.

Kendati demikian, Kang Badi tak patah arang. Beliau kembali bangkit dan tertarik untuk memulai usaha toko kelontongnya lagi dari nol. Lombok menjadi pijakan Kang Badi untuk membuka lembaran barunya dan SRC Jingga adalah saksi dari perjalanan dari semangat Kang Badi meraih mimpi bersama SRC.  

Mulanya, ada rasa minder yang dirasakan oleh Kang Badi saat pertama kali menerima tawaran untuk gabung SRC. Dikisahkan Kang Badi, Beliau masih masih belum punya rasa percaya diri untuk mewujudkan usaha toko kelontong skala menengah. Kang Badi merasa sudah cukup dengan keadaan tokonya kala itu. Namun, berkat dorongan serta semangat yang diberikan oleh tim SRC, Kang Badi pun tertarik untuk mengubah usahanya menjadi Toko Kelontong Masa Kini. 

Bagi Kang Badi, bergabung dengan SRC tidak hanya membuat dirinya sebagai sosok pedagang, tapi juga sebagai pengusaha. Beliau bisa turut serta membawa perubahan bagi masyarakat sekitar, contohnya dengan memberikan rak Pojok Lokal yang menyediakan produk UMKM sekitar SRC Jingga.

Melihat respon positif masyarakat terhadap SRC Jingga membuat semangat Kang Badi merintis usaha semakin meningkat. Beliau pun berusaha untuk menyisihkan omzet penjualannya sedikit demi sedikit menjadi modal pengembangan usahanya. Namun, ternyata hal tersebut belum maksimal untuk Kang Badi memenuhi kebutuhan pelanggan setia SRC Jinga. 

Dari situlah Kang Badi mulai mencari cara bagaimana agar usaha toko kelontongnya bisa besar, berkat pendampingan usaha yang tepat dari SRC, Kang Badi pun menemukan titik terang untuk membuat SRC Jingga semakin lengkap memenuhi kebutuhan pelanggan setianya. 

Pengalaman terlilit utang bank di masa lampau memang membuat Kang Badi sangat berhati-hati. Pojok Modal dari SRC diyakini Kang Badi bisa membantunya mewujudkan mimpi. Beliau mendapatkan tambahan modal usaha dengan cara dan ketentuan yang mudah. Kang Badi bisa belanja kebutuhan toko lebih dulu dan bayar kemudian dengan tenggat waktu selama 1 minggu. Setelah selesai melunasi pinjaman modal tersebut, beliau bisa kembali mendapatkan pinjaman modal dengan limit yang sama dari sebelumnya.

“Pendaftarannya cepat dan mudah. Setelah menunggu verifikasi selama 7 hari, Pojok Modal SRC-nya aktif dengan nilai limit yang bisa digunakan sekitar 4,6jt," papar Kang Badi menjelaskan pengalaman pertamanya dengan Pojok Modal. 

Pojok Modal SRC memang telah memberikan dampak positif bagi Kang Badi. Kini beliau bisa melengkapi segala kebutuhan yang diinginkan pelanggan, di Toko Kelontong SRC Jingga miliknya. Semakin lengkap produk yang dijual, pelanggan jadi semakin ramai. Hal itu membuat omzet penjualan SRC Jingga milik Kang Badi mengalami peningkatan dari 5 juta sebulan, menjadi 8 juta per- bulan.

Dengan bantuan Pojok Modal dari SRC pula Kang Badi semakin sering berbelanja ke Mitra SRC. Apalagi menurutnya, banyak penawaran menarik lewat poin yang bisa dikumpulkan dan ditukar dengan hadiah menarik. Belum lagi, Mitra SRC yang menjadi langganan Kang Badi menjadi salah satu yang cukup sering membuat program untuk pemilik toko kelontong, sehingga hal ini pun memberikan kemudahan serta keringanan bagi Kang Badi meningkatkan omzet penjualannya.

Pojok Modal SRC memang telah membantu Kang Badi bangkit kembali membangun Toko Kelontong-nya yang pernah bangkrut, menjadi Toko Kelontong SRC dengan omzet maksimal.

Lewat kisahnya ini, Kang Badi ingin mengajak bagi para pemilik toko kelontong untuk memanfaatkan fitur Pojok Modal SRC. Yuk gabung SRC, sekarang! Jangan takutkan lagi kekurangan modal usaha. Dengan fitur Pojok Modal SRC, kamu bisa mengembangkan usaha toko kelontong untuk jadi Toko Kelontong Masa Kini yang #SerbaBisa!